Peran Media Dalam Pengembangan Wisata

Minggu, 06 Maret 2011 di 12:02 PM
Dua hal yang cukup menarik dari Prof.Dr.Amran Bin Hamzah (Unervisiti  Teknologi Malaysia)  tentang kepariwisataan SUMBAR (selain emang betapa bobroknya manajemen pariwisatanya) adalah Branding dan kurangnya penggunaan ‘jejaring sosial’ dalam publikasi daerah wisata. Berhubung branding sudah pernah dibahas disini sebelumnya, kali ini saya bakal bahas soal media aja (bukan cuma social network).

Media
Media sebagai satu hal yang dekat dengan masyarakat dalam perpolitikan dipercaya dapat menciptakan dan mengatur cara berpikir dan sudut pandang publik. Kenapa tidak diamanfaatkan di kegiatan pariwisata sebagai satu strategi juga untuk mempengaruhi publik. Sumbar masih dalam tahap sibuk mempersiapkan fisik dan detail kegiatan wisata dan melupakan strategi marketing yang cukup penting.

Berkaca pada beberapa daerah disekitar kita saja : misal Belitong dan Aceh. Saya rasa Andrea Hirata saat menulis novel Laskar Pelangi nya punya misi sendiri yang jauh lebih besar untuk negerinya dibanding hanya sekedar ‘bikin novel’ yaitu membidik sector pariwisata Belitong (kayaknya cocok deh jadi duta budaya *ngasal banget!). Menampilkan beberapa hal menarik dari cermin sosial masyarakat setempat lewat warung kopi dan menggambarkan fisik kampung dengan detail. Dan kalau dilihat sekarang, Panduan Wisata ke Belitong sudah menghuni salah satu rak di toko buku dan jadi salah satu target tujuan wisata setelah Bali, Jogja, dan Lombok. Bahkan buku tentang Bunaken yang potensial dan dikenal dimana-mana belum pernah saya lihat ada di ‘rak pariwisata’ toko buku. Hal dahsyat seperti inilah dapat diciptakan oleh media yang tepat sasaran.

Sementara Aceh berlomba-lomba membuat Lomba Blog Menulis Tentang Aceh. Kalo liat di google pake keyword ‘lomba menulis’, Menulis Untuk Aceh sudah menghuni beberapa poin dari total sepuluh poin di home google. Cukup dahsyat!! Padahal kalau dilihat dari peran nilai sejarah, SUMBAR adalah pusat pemerintahan Sumatera masa dulu, dan dari segi keindahan alam? Hey! Bukittinggi itu Parisj van Sumatera loh! Dari segi budaya? Masyarakat Minangkabau cukup dikenal kebudayaannya di Indonesia kok, mulai dari bahasanya, kematrilinealannya, dan cara hidupnya yang cukup kompleks. Tapi sekali lagi disamping aspek fisik lain kita perlu berbenah di publikasi. Potensi tak perlu dipertanyakan, tapi kenapa sampai sekarang pariwisata sumbar masih belum terjamah turis domestik? Bukittinggi dan Mentawai contohnya. Mereka lebih ramai dikunjungi turis asing dibanding domestik. Penduduk dalam negeri atau Negara tetangga padahal justru belum mengenal Sumatera Barat sebagai salah satu tujuan wisata. Apa yang salah sebenarnya? Sebenernya masih banyak sih. Yuk berbenah!

0 komentar

Posting Komentar

Visit Minangkabau | Powered by Blogger | Entries (RSS) | Comments (RSS) | Designed by MB Web Design | XML Coded By Cahayabiru.com